MAKALAH KIAT SUKSES BERWIRAUSAHA

MAKALAH

KIAT SUKSES BERWIRAUSAHA

Disusun untuk melengkapi tugas Mata Kuliah Kewirausahaan
Program Pendidikan Diploma III Politeknik Negeri Lhokseumawe
Jurusan Tata Niaga Program Studi Keuangan Dan Perbankan





Oleh :
Khalil Finanda
NIM: 1361406111










­KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang Masalah
Sebagaimana kita ketahui, kewirausahaan merupakan  komponen utama dari keberhasilan sebuah bisnis. Para pelaku bisnis haris berani memperhitungkan dan mengambil risiko dari setiap bisnis yang akan dilakukan. Mereka juga harus mengembangkan kreasi-kreasi baru, inovvasi-inovasi baru, untuk menerobos kekauan paradigma konvensional. Oleh karena itu, mengembangkan kewirausahaan menjadi unsur yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis di tingkat mikro.
Selain itu, pada situasi mutakhir ini, keberhasilan bisnis bukan hanya ditentukan oleh kemampuan melahirkan ide-ide baru ataupun kepercayaan, kredibilitas yang disebut dengan trust. Keberhasilan bisnis juga sangat didtentukan oleh  kemampuan pelaku bisnis untuk mengembangkan jaringan bisnis atau bussiness netwroking. Jaringan bisnis ini sering juga disebut strategic aliances, yaitu suatu kemampuan dari pelaku busnis untuk mengembangkan hubungan keterkaitan dengan berbagai pihak yang mempunyai kepentingan bagi perkembangan bisnis bersangkutan. Dengan kata lain, mereka pun perlu mengembangkan  hubungan kerja kemitraan yang wajar.
Semula, materi buku ini pernah dipubliskan dalam artikel lepas di harian Bisnis Indonesia. Kemudian, kemudian, disistematiskan per tema. Sperti terlihat, buku ini banyak mengupas tentang kewirausahaan maupun kemitraan. Selain itu,banyak diketengahkan pula studi kasus di lapangan, juga contoh-contoh konkret yang banyak dialami oleh usaha kecil dalam mengambangkan bisnisnya.
Usaha kecil mampu bertahan di tengah krisis karena mereka tidak bergantung pada konponen impor. Semakin besar suatu skala usaha, semakin besar pula komponen impornya. Sebaliknya, semakin kecil sektor usaha, komponen impornya semakin kecil, bahkan mungkin tidak ada.
Kemampuan usaha kecil untuk bertahan juga karena usaha kecil berbasis pada kewirausahaan yang asli. Hal ini memudahkan mereka untuk mengalihakan usaha ketika mengalami kesulitan.
Namun, keberadaan usaha kecil sering kali disusuk, usaha kecil sering diperlakukan secara tidak adil, yang menyulitkan mereka untuk mengembangkan usaha. Pada masa lalu, usaha kecil selalu diletakkan di dalam kelompok pinggiran. Ini tidak terlepas dari format politik masa lalu yang membuat permusatan penguasaan asat produktif di tangan pengusahaa besar dan konglemerat.
Kini kita telah memasuki era reformasi, era demokrasi dan keterbukaan. Kita harus mengubah format politik yang berorientasi pada pengusaha besar menjadi yang mengundang kontrol efektif  dari masyarakat. Artinya, perlu ada redistribusi aset produktifitas untuk memberdayakan ekonomi rakyat dan membuka kesempatan yang sama kepada siapa saja. Tidak boleh ada pemberian fasilitas istimewa kepada satu golongan, karena hal ini dapat memicu rasa antisipasi dari pihak lain.

Jika ada orang yang dapat berdagang beras, orang lain juga boleh berdagang beras. Tidak boleh ada orang yang menguasai dari hulu hingga hilir. intergaris certika hanya boleh dilakukan oleh koperasi karena menyangkut kepentingan orang banyak, dengan adanya kesemapatan usaha yang sama itu akan tercipta kompetisi yang sehat yang mengarah pada efisiensi.
Setelah tercipta unsur pasar yang sehat, yang perhatikan selanjutnya adalah persamaan perlakuan dalam bisnis. Dalam undang-undang anti praktik Mono-Poli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, masalah ini mendapat perhatian besar. Menurut UU ini, kegiatan bisnis tidak boleh didasarkan pada unsur like dan dislike.  Apakah itu usaha kecil, koperasi atau bukan, harus mendapat perlakuan yang sama.
Unsur selanjutnya adalah performance (kinerja). Harus tercipta kinerja yang baik, dengan memberi peluang harga yang termurah dan barang yang terbaik bagi masyarakat. Ini dapat dilakukan jika rakyat banyak dapat turut serta dalam mengelola, memiliki, dan memanfaatkan kegiatan bisnis.

1.2              Perumusan Permasalahan
Dari latar belakang tersebut, terdapat beberapa pertanyaan yang perlu di jawab, yaitu :
Bagaimana memulai Wirausaha dengan membangun daya saing melalui kebijakan harga, strategi keunggulan Biaya, Desain, daya saing global, dan Bersikap Proaktif terhadap Tren ?
1.3              Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kewirausahaan yang sudah diberikan. Selain itu, untuk menambah wawasan kita tentang wirausaha agar dapat mendorong dan memberanikan diri untuk menjadi wirausaha yang benar.
1.4              Manfaat
Manfaat yang bisa didapatkan adalah menambah wawasan tentang kewirausahaan bagi penulis sendiri, sedangkan untuk pembaca diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian yang ingin dilakukan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Mengetahui Kebutuhan Modal usaha
            Sering kali kita bertanya kepada orang yang sudah membuka usaha
“berapa sih modal yang dibutuhkan untuk membuka usaha seperti sekarang ini?”  jawaban yang sering muncul adalah “ Tidak banyak, hanya sekian juta rupiah, atau sekian belas juta rupiah...,” yang pasti akan dijawab dengan sejumlah angka tertentu, namun tidak pasti.
            Pada prinsipnya, dalam menjalankan  usaha terdapat tiga jenis modal yang diperlukan, yaitu modal investasi awal,modal kerja, dan modal operasional.
2.1.1    Modal Investasi Awal
            Modal investasi awal adalah  modal yang dierlakukan diawal usaha, biasanya dipakai untuk jangka panjang. Contoh modal ini adalah bangunan serta peralatan seperti komputer, kendaraan, perabitan kantor, dan barang-barang lain yang dipakai untuk jangka panjang.
            Jika memilki usaha keripik kentang, maka modal investasi awal kita adalah bangunan untuk memasak serta alat-alat penggorengan seperti wajan dan kompor, alat potong kentang, dan alat pembungkus. Jika kita membuka usaha toko kelontong, maka modal investasi awal  kita adalah rak, meja, bahkan mungkin juga mesin kasir.
Biasanya, modal awal ini nilainya cukup besar karena dipakai untuk jangka panjang, tetapi nilai dari modal investasi awal akan menyusut dari tahun ke tahun, bahkan bisa dari bulan ke bulan. Seluruh modal awal ini seterusnya dihitung biaya penyusutan yang dibebankan dalam biaya produksi.
Banyak cara untuk menyiasati besarnya biaya investasi. Unutk bangunan, misalnya, kita bisa menyewa sebelum mampu membeli, atau bekerja sama dengan pemilik bangunan yang tidak dipakai. Untuk peralatan yang nilainya cukup besar kita dapatkan dengan sewa (leasing). Sekarang banyak perusahaan yang mau membiayai pembelian alat-alat kerja dan kita seterusnya membayar setiap bulan kepada perusahaan leasing. Sebagai contoh : sebagai bangunan kita bisa menggunakan garasi atau menyewa. Misalkan untuk membeli ruko senilai 300 juta, kita dapat menyewa dulu dengan sebesar 15 juta rupiah pertahun. Sedangkan untuk peralatan,  untuk pembelian senilai 35 juta rupiah, kita cukup membayar sekitar 1,1 juta perbulan selama 3 tahun, melalui leasing. Dengan cara ini, kita dapat memperkecil modal awal.
2.1.2    Modal Kerja
            Modal kerja adalah yang harus kita keluarkan untuk membeli atau membuat barang dan jasa yang kita hasilakan. Modal kerja bisa dikeluarkan sertiap bulan, atau setiap datang permintaan.
Sebagai contoh, jika usaha kita dapat berupa restoran, maka modal kerja yang kita butuhkan adalah bahan untuk membeli bahan makanan. Jila usaha kita membuat keripik kentang, maka modal kerja kita adalah modal untuk membeli kentang,minyak, dan bumbu masak.
Prinsipnya, tanpa modal kerja kita tidak akan bisa menyelesaiikan pembuatan barang dan jasa sesuai permintaan . jadi, tanpa modal kerja kita tidak akan mendapatkan pembeli karena barang atau jasa tidak ada yang dapat dihasilkan.
2.1.3    Modal Operasional
            Modal yang terakhir adalah modal operasional. Modal operasional adalah modal yang harus dikluarkan untuk membayar biaya operasi bulanan dari usaha kita. Contohnya, biaya untuk pembayaran gaji pegawai, telepon bulanan, listrik, air, bahkan retribusi.
            Pos-pos dalam modal opersional ini pada setiap bisnis pada umumnya hampir sama dan kita kenal sebagai biaya tetap. Pada prinsipnya, yang dimaksud dengan modal operasional adalah uang yang harus kita keluarkan untuk membayar biaya diluar bisnis kita secara langsung.
2.2.      Membangun Daya Saing Melalui Kebijakan Harga
            Kebijakan harga merupakan satu dari unsur-unsur kunci dalam memenangkan persaingan. Kebijakan harga menentukan keputusan konsumen: apakah membeli, beberapa banyak, dan bagaiman cara pembeliannya.
            Harga merupakan fungsi dari biaya, setelah seluruh komponen biaya diperhitungkan, barulah dapat ditetapkanharga. Para manajer yang berhasil menyadari betul betapa pentingnya biaya dalam membangun keunggulan bersaing, banyak manajer yang memilih strategi keunggulan biaya sebagai ujung tombak.
2.3       Desain dan Daya Saing Global
            Suatu ketika, Pusat Desain Indonesia (PDN) bekerja sama dengan japan Design Foundation (JDF) menyelenggarakan lokarya tentang kekuatan desain sebagai sumber untuk membangun daya saing global. Ada dua pakar dari jepang yang diundang.
            Dijepang, sistem seleksi desain atau lebih dikenal dengan istilah G-Mark dibangun pada 1958 dan di daftarkan secara resmi di Japan Chamber of Commerce (kadin Jepang), dan pada 1968 telah diakui menurut undang-undang merek Dagang. Tujuannya adalah membangun daya saing industri serta meningkatkan mutu kemakmuran rakyat melalui pengembangan desain yang baik.
            Terdapat beberapa kriteria minimum untuk mencapai desain yang baik, antara lain:
1.         Penampilan;
2.         Fungsi
3.         Mutu
4.         Kemanan
5.         Kriteria lain seperti kelayakan produksi, kelayakan harga dan sebagainya.
2.4       Bersikap Proaktiv Terhadap Tren
            Bagi kebanyakan orang, gelompang pasang merupakan ancaman yang harus dihindarkan. Namun, bagi seorang pemain selancar justru ia dapat menari-nari dengan indahnya menyambut datangnya sang gelombang. Gelombang memang mirip tren.
            “if you don’t see them coming, they can over helm you. But if you di, and you position yourself for them, you can prifit from them,” kata Gerald Calente, seorang trend forecaster di AS.
            Apakah yang disebut tren? Tren adalah suatu kecendrungan yang sifatnya definitif, arah atau urutan kejadian yang dapat diprediksi, seperti pemanasan global atau penipisan lapisan ozon.
            Tren terjadi di segala aspek kehidupan, sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Tren memang bermata dua bagi mereka yang jeli memperhatikan dan memanfaatkannya akan dapat mencetak manfaat. Namun, dapat menjadi malapetaka bagi mereka yang melawannya. Intinya, bagaimana kita proaktif terhadap tren.
            Mereka yang proaktif terhadap tren dapat mengambil manfaat jauh lebih banyak dari pada mereka yang reaktif. Ada perbedaan antara tindakan reaktif dan proaktif. Tindakan reaktif ditandai oleh keterkejutan dan segera mencari pemecahan sesaat. Sementara proaktif adalah dengan melakukan antisipassi ke depan dan melakukan tindakan yang searah dengan itu. Tren haruslah diatisipasi dengan tindakan proaktif.
            Dari mana datangnya tren? Dari mana-mana. Mungkin dari atas ke bawah, mungkin juga dari bawah ke atas, dari samping  kiri ke kanan, dan dari siapa saja. Beberapa model pakaian datang dari Eropa. Perilaku metal anak muda di AS dapat dengan capat mempengaruhi perilaku anak muda Indonesia.
            Jepang sangat berpengaruh dalam menentukan perkembangan barang elektronik. Tren juga dapat dibentuk oleh para pemimpin. Bill Clinton, misalnya, dulu pernah sangat mempengaruhi situasi politik internasional. Demikian pula Mikhail Gorbachev menentukan arah perkembangan Uni Soviet masa lalu.
Visi pembangunan di Indoneisa masa orde Baru jelas tidak dapat dipisahkan dair visi pak Harto tentang masa depan rakyat Indonesia. Bagaimana kita melihat tren? Bergantung pada kepedulian kita.
            Seorang teman yang berprofesi sebagai dokter hewan sedang mempelajari perilaku monyet. Umi, nama dokter hewan itu, pergi kehutan di daerah Pangdeglang, Jawa Barat. Di sana dia menemukan banyak sekali monyet, tetapi tidak menemukan kodok. Lantas dia berkomentar bahwa hutan di pandeglang tidak ada kodoknya.
            Suatu hari ada teman lain, seorang sarjana peternakan, namanya Teguh Budiana. Ia mengajak Umi berjalan-jalan ke hutan Pandeglang mencari kodok. Baru beberapa langkah masuk hutan mereka sudah menemukan kodok. Beberapa langkah kemudian mereka menemukan lima ekor kodok. Tidak sampai dua ratus meter berjalan, mereka telah menemukan lima puluh ekor kodok.
            Umi bingung, dan bertanya mengapa dia tidak menemukan seekor kodok pun sebelumnya. Jawabannya sangat singkat; pada waktu itu ia tidak sedang mencari kodok, tetapi mencari monyet. Itulah yang disebut search image.
            Jika search image  anda adalah monyet, anda akan tahu banyak hal tentang monyet. Jika search image anda adalah kodok, berbagai bentuk dan jenis kodok akan bermunculan di kepala anda. Dan jika search image anda adalah tren, anda akan melihat banyak tren di sekitar anda.

2.5       Kiat Berpromosi
            Pengusaha kecil umumnya menganggap promosi sebagai barang mewah. Promosi hanya boleh dilakukan jika seluruh kewajiban pembayaran lain telah dipenuhi. Bahkan, meski terjadi surplus anggaran, mereka sangat enggan melakukan promosi. Pengusaha besar berkeyakinan bahwa promosi adalah bagian dari nyawanya. Mereka belanja miliaran rupiah hanya untuk menayangkan beberapa detik produknya di layar TV.
            Sebenarnya, promosi tak mengenal besar kecilnya perusahaan dan kekuatuan pasar. Perusahaan apa pun memerlukan promosi, namun caranya berbeda-beda, bergantung pada kapabilitas masing-masing. Ada kesan bahwa jika bicara promosi, kita membayangkan suatu tayangan klip yang ada di TV, termuat di surat kabar, terdengar di radio, atau berupa bollboard dan baliho. Wajar apabila promosi terkesan mewah dan mahal.
            Promosi, dalam pengertian luas, merupakan suatu bentuk komunikasi persuasif – dirancang memberikan informasi tentang barang dan jasa yang diharapkan dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli barang dan jasa tersebut. Bentuknya antara lain, publikasi, promosi penjualan, promosi perorangan, dan termasuk didalamnya promosi iklan. Publikasi adalah berita-berita komersial yang diliputi media massa harus membayar. Ketika seorang menteri membicarakan Es Teller 77 sebagai satu contoh franchise di Indonesia, hal itu merupakan publikasi bagi Es Teller 77, dan dia tidak perlu membayar (tulisan saya ini termasuk publikasi bagi Es Teller 77). Akan tetapi, dampaknya Es Teller 77 menjadi terkenal dan banyak konsumen yang penasaran ingin mencicipi kelezatannya.
            Promosi penjualan meliputi bebagai teknik untuk mempengaruhi kemauan beli konsumen. Koran yang saya terima setiap pagi sering diselipi brosur-brosur seperti mengenalkan toko beras yang baru dibuka yang memberikan layanan pengiriman dari rumah ke rumah. Cara ini sangat efektif dan biayanya sangat murah. Promosi perorangan dilakukan lebih pribadi. Kontak antara staf penjualan  dan calon langganan sangat diperlukan. Ibu-ibu biasanya mengusir kedatangan para salesgirl yang akan menawarkan produk. Akan tetapi, perusahaan tidak kekurangn akal. Ibu-ibu menjadi sangat ramah menerima salaesman yang datang dengan aneka hadiah,
            Betapapun, suatu usaha kecil perlu membuat perencanaan promosi.langkah pertama, merumuskan tujuan yang spesifik dan sejauh mungkin dapat dikuru. Langkah berikutnya, menetapkan hubungan antara perusahaan dan calon pelanggan.
Ada beberapa peryanyaan yang dapat membantu merumuskan hal tersebut. Apakan ladang bisnis anda? Citra apa yang ingin dibangun? Siapakah calon pelanggan anda dan bagaimana ciri-ciri dan sifat-sifat mereka? Dimana mereka paling mudah dapat ditemui? Apa sebenarnya yang dapat mereka beli dari perusahaan anda? Apa manfaat yang dapat mereka peroleh jika mereka membeli barang dan jasa anda? Jenis promosi apa yang dilakukan oleh para pesaing anda? Pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu memahami hubungan antara bisnis anda dan profil calon pelanggan. Dari sana akan ditentukan pilihan atas jenis dan langkah promosi yang mesti dilakukan.
            Langkah berikutnya adalah pemilihan media. Pemilihan yang tepat akan mentukan efektivitas penyampaian pesan dan biaya yang murah. Surat kabar merupakaan media paling umum untuk berpromosi. Ada beberapa keuntungan memanfaatkan surat kabar, di antaranya memiliki pangsa pembaca tertentu baik secara geografis maupun kelompok pembaca, dapat dilakukan berbagai perusahan setiap saat (bentuk maupun jenis koran yang diinginkan), hemat waktu (sebab negosiasi pemuatan iklan disurat kabar sangat cepat), jangkauan yang luas (karena dibaca masyarakat luas), biaya relatif murah (kecuali untuk beberapa surat kabar), biasanya iklan koran cepat menarik respons calon pelanggan.

2.6       Wirausaha dan Waralaba
            Waralaba (franchising) merupakan salah satu cara bisnis yang tumbuh sangat pesat pada tahun 1990-an. Waralaba menjadi populer karena kemampuannya memberika kesempatan bagi calon wirausaha baru yang tak punya pengalaman untuk menjalankan suatu usaha  dengan tingkat keberhasilan tinggi. Oleh karena itu, waralaba diakui sebagai salah satu cara yang cukup efektif untuk mengembangkan kewirausahaan.
            Perkembangan waralaba belakangan ini sangat fenomenal, lebih dari sekedar praktik konvensional yang terjadi pada keagenan kendaraan bermotor, atau restoran makanan cepat saji (fast food). Melalui waralaba, konsumen dapat membeli, misalnya di negara maju, jasa pembantu rumah tangga daru perusahaan pengarah tenga pembantu keamanan.
Waralaba adalah suatu cara melalukan kegiatan usaha yang didasarkan pada hubungan yang berkesinambungan antara pemberi waralaba (franchisor) dengan penerima waralana (franchisee). Hubungan ini meliput sistem distribusi, di mana seorang penerima waralaba diperkenakan mengelola usahanya sendiri supaya dapat memanfaatkan sistem distribusi milik pemberi waralaba.
Sering dijumpai pula seorang penerima waralaba memperoleh hal eksklusif atau lisensi untuk memasarkan dan mendistribusikan barang dan jasa milik pemberi waralaba, menentukan cara penjualan, prestasi standar yang harus di penuhi, mutu pelayanan, dan ketentuan lain yang harus ditaati bagi penerima waralaba.
Ada tiga tipe sistem bisnis waralaba, yaitu:
1.      Trenmark bran name franchising;
2.      Product distribution franchising;
3.      Pure franchising (business format franchising).Tipe pertama, penerima waralaba membeli hak atau mendapat lisensi untuk memproduksi barang dan jasa, menggunakan nama dagang milik pemberi waralaba. Dalam hal ini, penerima waralaba tidak secara khusus memperoleh hak-hak pemanfaatan jalur distribusi milik pemberi waralaba. Tipe ini banyak dilakukan misalnya dalam industri produk pakaian terkenal yang kemudian diproduksikan di dalam negeri.
Tipe kedua, penerima waralaba memperoleh hak untuk memasarkan barang dan jasa pemberi waralaba. Tipe ini banyak dilakukan, misalnya, untuk produk-produkt otomotif, minuman ringan, barang-barang kosmetik dan lain-lain.
Tipe ketiga, waralaba murni, pemberi waralaba menyediakan format waralaba yang lengkap, mulai dari pemanfaatan merek dagang barang dan jasa untuk dijual, perangkat manajemen, pengawasan mutu, jalur distribusi, dan berbagai pelayanan lain. Tipe ini banyak berkembang, misalnya, pada industri restoran cepat saji, usaha jasa pendidikan, penyewaan mobil, penjualan rumah, dan jasa pelayanan lain. Tipe ketiga ini paling banyak berkembang saat ini.
Permasalahan utama dalam usaha waralaba di indonesia adalah posisi pengusaha Indonesia yang umumnya hanya berstatus sebagai penerima waralaba. Secara makri ekonomi, hal itu tentu tidak menguntungkan, karena lebih banyak valuta asing mengalir ke luar negeri bagi penerima waralaba untuk membeli peralatan dan bahan baku yang berasal dari pemberi waralaba. Pada sisi lain, masuknya waralaba asing juga memperketat persaingan di dalam negeri untuk industri yang sama.
Dimasa mendatang arus masuknya waralaba asing ke Indonesia tampaknya masih akan terus berlangsung. Ada bebrapa faktor pendorong, pertama, jumlah populasi lebih dari 200 juta merupakan potensi pasar yang selalu menjadi incaran pemberi waralaba asing. Kedua, pertumbuhan ekonomi kita akan tetang tinggi, yang pada giliriannya akan menumbuhkan kelas mengengah baru dengan daya beli dan selera konsumsi semakin baik. Ketiga, akibat efek demonstrasi pola konsumsi negara-negara maju yang kemudian ditiru masyarkat Indonesia. Keempat, waralaba akan menjadi strategi bisnis andalan bagi perusahaan-perusahaan besar di negara maju, karena itu mereka akan mengembangkan berbagai cara agar menembus pasar di negara-negara lain. Kelima, sistem perdagangan yang semakin terbuka (kesepakatan World Trade Organization atau WTO) mengharuskan kita untuk semakin terbuka pasar domestik atas produk-produk asing.
Dengan faktor-faktor diatas, tampaknya tidak akan mudah untuk menahan kehadiran waralaba asing di Indonesia. Jadi, jalan terbaik bagi Indonesia adalah menigkatkan upaya pendidikan dan membimbing bagi para pengusaha tentang berbagai seluk-beluk usaha waralaba, agar tidak menjadi sapi perah pemilik waralaba asing. Pada saat yang sama, perlu untuk mendorong dan mengupayakan agar pengusaha Indonesia dapat berkembang menjadi pemberi waralaba, mula-mula di tingkat domestik kemudian melebar hingga tingkat internasional.
2.6.1    “Franchising”: Cara Bisnis Yang Enak dan Menguntungkan
            Franchising merupakan cara bisnis yang tumbuh sangat pesat pada tahun 1990-an. Konon, di negara maju ia banyak di puji karena membidani kelahiran usahawan baru.
            Mengapa? Ini kerena ia diakui tleah menolong para calon wirausahawan yang belum memiliki pengalaman bisnis untuk dapat memulai usanya dengan pluan keberhasilan yang tinggi.
            Di Indonesia, Franchising memang masih merupakan cara bisnis baru, kendati dalam banyak kasus telah diperkenalkan. Menurut satu sumber, kini terdapat lebih dari 122 franchisor dan 691 franshisee di Indonesia. Masih sangat sedikit, namun secara konsepsional franchising haruslah diperhitungkan sebagai pendekatan yang cukup penting dalam upaya menumbuhkan wirahusahawan baru di Indonesia.
            Lantas, apakah sebenarnya franchising itu? Esensi franchising adalah suatu cara dalam berbisnis yang didasarkan atas hubungan berkesinambungan antara perusahaan induk (franchisor) dengan perusahaan bimbingan (franchisee).
            Frenchisee memperoleh hak atau lisensi khusus untuk mendistribusikan barang dan jasa perusahaan induk, [ada suatu wilayah tertentu. Franchisor mengarahkan tata cara melakukan bisnis, standar mutu dan kinerja yang harus dipenuhi franchisee. Untuk itu franhisee wajib membayar sejumlah fee tertentu kepada franchisor. 
2.6.2    Tipe Waralaba
            Terdapat tiga tipe waralaba, yaitu: franchising yang bersumber dari merek dagang (trade mark franchising); franchising yang bersumber dari keunggulan distribusi (product distribution franchising); dan franchising murni (pure franchising).
            Dalam tipe merek dagang, franchisee membeli hak merek dagang dari suatu perusahaan tanpa disertai hak-hak eksklisif dalam distribusi. Tipe ini banyak
Berkembang dalam produk-produk seperti kendaraan bermotor, gasolin, minuman ringan, kosmetik dan produk keperluan rumah tangga.
            Franchising distribusi dicirikan oleh hak eksklusif yang diberikan oleh franchisor kepada franchisee untuk memanfaatkan saluran distribusi serta identitas franchisor. Tipe ini belakangan kurang berkembang akibat perkembangan pasar yang sangat pesat.
           



Tipe yang berkembang sangat pesat belakangan ini adalah franchising murni. Dalam franchising murni, franchisee memperoleh hak-hak format bisnis menyeluruh meliputi: izin menggunkan mereke dagang, barang dan jasa yang diperjual-belikan, pendirian pabrik secara fisik, metode operasi, menajemen  perusahaan, strategi pemasaran, pengendalian mutu, pelatihan dan konsultasi, serta  bebagai jasa layanan lain sampai bisnis berjalan baik.
BAB III
PENUTUP

1.1              Kesimpulan
a.       Pada prinsipnya, dalam menjalankan  usaha terdapat tiga jenis modal yang diperlukan, yaitu modal investasi awal,modal kerja, dan modal operasional.
b.      Sebenarnya, promosi tak mengenal besar kecilnya perusahaan dan kekuatuan pasar. Perusahaan apa pun memerlukan promosi, namun caranya berbeda-beda, bergantung pada kapabilitas masing-masing.
c.       Terdapat beberapa kriteria minimum untuk mencapai desain yang baik yaitu penampilan, fungsi, mutu, keamanan, kelayakan produksi, kelayakan harga dan sebagainya.

1.2              Saran
Usaha kecil di Indonesia harus di budidayakan dengan baik karena mereka tidak bergantung pada konponen impor. Semakin besar suatu skala usaha, semakin besar pula komponen impornya. Sebaliknya, semakin kecil sektor usaha, komponen impornya semakin kecil, bahkan mungkin tidak ada.
Kemampuan usaha kecil untuk bertahan juga karena usaha kecil berbasis pada kewirausahaan yang asli. Hal ini memudahkan mereka untuk mengalihakan usaha ketika mengalami kesulitan.

DAFTAR PUSTAKA


Iwantono Sutrisno. 2001. Kiat Sukses Berwirausaha. Jakarta: Grasindo

Comments

  1. Mending wirausaha kecil kecilan aja ane mah

    ReplyDelete
  2. bener gan,
    semua berawal dari yg kecil untuk menjadi yang besar :)

    ReplyDelete
  3. Sangat bermnafaat sekali artikelnya mengenai Kiat Sukses Berwirausaha. Semoga dapat memotivasi teman-teman para pelaku usaha atau teman-teman yang ingin terjun ke dunia bisnis. Tetap semangat gaes, #BukaInspirasi

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Makalah Komunikasi di Tempat Kerja

MAKALAH PERSALINAN NORMAL