Makalah Komunikasi di Tempat Kerja

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses komunikasi merupakan aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan ini, tidak terkecuali dalam melaksanakan aktivitas di tempat kerja. Tan[a komunikasi yang baik ,hidup dan bekerja tidak akan pernah efektif.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang banker yang baik adalah cakap melakukan  “ komunikasi di tempat kerja”. Hal tesebut meliputi berbagai aktivitas, seperti mengumpulkan, mencatat, mengirimkan data, menyampakan informasi untuk memenuhi kebutuhan tempat kerja, dan menanggapi masalah dan bekerja sama dengan rekan kerja ataupun pihak lainnya, oleh karena itu, sebelum membahas berbagai hal tentang aspek perbankan secar umum maka dalam makalah ini akan terlebih dahulu dibahas konseep komunikasi dan bagaimana melaksanakannya secara efektif.
1.2 Tujuan Pembahasan
Dengan mempelajari bahasan dalam makalan ini, pembaca modul diharapkan mampu :

  • 1    Menjelaskan pengertian dan manfaat komunikasi ditempat kerja;
  • 2.      Memahami bagaimana proses komunikasi terj
  • 3.      Mnjelaskan unsure dan jenis komunikasi
  • 4.      Memahami dengan baik bagaimana melaksanakan komunikasi yang efektif;
  • 5.      Menjelaskan hambatan dalam komunikasi
  • 6.      Memahami bagaimana berbicara dan mendengengar efektif;
1.3 Manfaat komunikasi di tempat kerja
Komunkasi adalah upaya untuk membuat pendapat, menyatakan perasaan, menyampaikan informaso dan sebagainya, agar diketahui atau dipahami oleh orang lain. Longman, mendefinisikan “komunikasi” sebagai to make opinions, feelings, information, etc. lebih jauh lagi, proses komunikasi merupakan suatu keterampilan atau kemampuan untuk mengungkapkan keinginan, ide, perasaam, pikiran, atau pendapat seseorang sehngga dapat mengerti dan dimengerti oleh orang lain. Dalam melakukan pekerjaan sehari-hari, tidak dapat disangkal bahwa komunikasi yang efektif di tempat kerja sangat penting, mengingat bahwa dalam sebuah perusahaan terdapat banyak orang dengan berbagai latar belakan social dan pendidikan serta karakter berbeda yang bekerja dengan tujuan yang sama.
            Secara umum, manfaat komunikasi di tempat kerja bagi karyawan, antara laon :

  • 1.      Dapat memperoleh keterangan atau informasi yang diperlukan dala pelaksanaan pekerjaan
  • 2.      Dapat mewujudkan kerja sama antarpersonel di tempat kerja dalam rangka pelaksaan tugas;
  • 3.      Da[at memudahkan dalam pengembalian keputusan;
  • 4.      Da[at memudahkan dalam penyampaian kebijakan, peraturan, ataupun ketentuan yang berlaku di tempat kerja.
  • 5.      Dapat meningkatkan nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan di tempat kerja
  • 6.      Dapat memudahkan karyawan mauupun pimpinan dala mengakses perkembangan ilmu dan teknologi.
Pada akhirnya, bagi organisasi, porses komunikasi yang efektif dapat memberikan bernagai manfaat, nerikut beberapa diantaranya :

  • 1.      Menciptakan kepuasaan kerja
  • Perusahaan seharusnya mendorong lingkungan untuk melakukan korespondensi yang terbuka dan mudah antara manajer dengan bawahan. Jika lingkungan kerja kondusif, bersahabat, dan ramah di mana bawahan didorong untuk mengomunikasikan ide-ide inovasi mereka tentang pekerjaan kemudian diberikan umpan balik yang positif, akan tumbuh suasana kerja yang sagat baik yang dapat mmemotivasi seluruh personel. Semua karyawan akan merasa dihargai. Dengan demikian, komunkasi yang efektif di tempat kerja membantu dalam membangun loyalitas dan kepercayaan, yang pada akhirnya akan menghasilkan kepuasan kerja yang lebih besar.
  • 2.      Menyelesaikan konflik
  • Komunikasi yang terbukan di tempat kerja dapat membantu mencegarh timbulnya konfilk dan menyelesaikan konflik yang terjadi. Sebagai contoh : perselisihan antara dua orang karyawan  karena memiliki ketidaksetujuan akan hal tertentu akibat berbeda pandangan, akan lebih mudah diatasi melalui diskusi dan komunikasi bersama.
  • 3.      Meningkatkan produktifitas.

  •      Komunikasi yang efektif di tempat kerja merupakan hal yang penting bagi keberhasilan sebuah perusahaan, setiap perusahaan tentunya memiliki tujan bisnis, visim dan misi. Hal tersebut harus dapat dikomunikasi kepada seluruh pegawai dengan jelas dan dipastikan bahwa mereka dansemua pihak yang terlibat dalam perusahaan menuju tujuan yang sama. Untuk itu, diperlukan proses komunikasi yang efektif antara perusahaan dengan karyawan, dan atasan dengan bawahan, sehingga  produktifitas dapat dicapai dan meningkat.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konteks Komunikasi 
Komunkasi tidak berlangsung dalam ruang hampa social, melaikan dalam suatu konteks atau situasi tertentu. Sefcara luas, konteks yang dimaksud adalah semua factor diluar orang-orang yang berkomunikasi yang terdiri dari: pertama, aspek bersifas fisik, seperti iklim,cuaca,suhu, udara, bentuk ruangan,warna dinding,
Banyak pakar komunkasi mengklasifikasikan komunkasi berdasarkan konteksnya. Istilah lain juga digunakan untuk merujuk pada konteks ini. Selain konteks yang lazim, juga digunakan istilah tingkat, bentuk, situasi, keadaan, arena, jenis ,cara, dan pertemuan.
Indicator paling umum untuk mengklasifikasikan komunkasi berdasarkan konteks atau tingkatnya adalah jumlah peserta yang terlibat dalam komunkasi interpersonal, komunikasi interpersonal, komunikasi public (pidato), komunkasi organisasi, dan komunkasi massa, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Komunikasi intrapersonal

Merupakan komunikasi dengan diri sendiri, baik disadari atau tidak, contohnya : berpikir,. Komunikasi ini merupakan landasan komunikasi interpersonal (antarpribadi) dan komunikasi dalam konteks-kontesk lainnya. Komunikasi intrapersonal ini inheren dalam komunikasi dua ataupun tiga orang dan seterusnya. Mengingat sebelum berkomunikasi dengan orang lain, seseorang biasanya berkomunikasi dengan diri sendiri (mempersepsi dan memastikan makan pesan orang lain). Hanya saja, cara kerjanya sering tidak disadari. Dapat dikatakan bahwa keberhasilan komunikasi sesorang dengan seseorang yang lain bergantung pada keefektifan komunikasinya dengan diri sendiri.
2. Komunikasi interpersonal
Merupakan komunikasi antara orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap teaksi orang lain secara langsung, naik secara verbal maupun nonverbal. Bentuk khusus dari komunikasi diadik adalah pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat, pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima person secara simultan dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal.
3. Komunikasi kelompok
Dimana kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, mengenal satu sama lain, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Beberapa contoh kelompok diantaranya kawan, keluarga tetangga kelompok diskusi, kelompok pemecah masalah, atau suatu komite yang melaksanakan rapat untuk mengambil suatu keputusan. Komunikasi kelompok ini dengan sednirinya juga melibatkan komunikasi interpersonal.
4. Komunikasi public
Merupakan komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang, yang tidak bisa dikenal satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut pidato, verama atau kuliah umum. Beberapa pakar komunikasi mengggunakan istilah kelompok besar. Komunikasi public biasanya berlangsung lebih formal dan lebih sulit dari pada komunikasi interpersonal atau komunikasi kelompok. Oleh karena itu, komunikasi public menurut persiapan pesan yang cermat, keberanian, dan kemampuan menghadapi sejumlah besar orang. Daya tarik fisik pembicara bahkan sering merupakan factor penting yang dimiliki pembicara bahkan sering merupakan factor penting yang menentukan efektifitas pesan, selain keahlian dan kejujuran yang dimiliki pembicara. Dalam komunikasi public hanya satu pihak yang aktif, sedangkan pihak lainnya cenderung pasif. Umpan balik yang mereka berikan terbatas, terutama umpan balik yang bersifat verbal. Umpan balik nonverbal lebih jelas diberikan oleh orang-orang yang duduk di jajaran depan karena merekalah yang paling jelas terlihat. Sesekali pembicara menerima umpan balik yang bersifat serentak, seperti tertawa  atau tepuk tangan, komunikasi public sering bertujuan memberikan penerangan, menghibur, memberikan penghormatan, atau membujuk.
5. Komunikasi organisasi
Yaitu komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi yang dapat bersifat formal maupun informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih dari komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi sering kali melibatkan komunikasi  diadik, komunikasi interpersonal, dan adakalanya komunikasi public. Komunikasi organisasi yang formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal. Sementara itu, komunikasi informal dalam suatu organisasi tidak tergantung pada struktur organisasi seperti antar sejawat, termasuk gossip.
6. Komunikasi Massa
Yaitu komunikasi yang menggunakan media massa, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah orang yang tersebar di banyak tempat. Sering kali anonym, dan heterogen, pesan-pesannya pun bersifat umum, dan disampaikan secara cepat, serentak, dan selintas. Komunikasi interpersonal, Komunikasi kelompok, Komunikasi organisasi juga terkait dalam proses menyiapkan pesan yang ingin disampaikan dalam komunikasi massa ini.
2.2 Komunikasi yang Efektif
Manusia telah ber Komunikasi selama puluhan ribu tahun. Bahkan, dapat dikataan bahwa sebagian besar waktu juga manusia digunakan untuk berkomunikasi. Meskipun demikian, tidak dengan sendirinya seorang manusia dibekali kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif sejak lahir.
Komunikasi yang dianggap efektif palung tidak harus menghasilkan 5 hal, yaitu pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang semakin baik, dan tindakan, sebagaimana yang dapat disimak melalui penjelasan berikut:
1. Menyampaikan informasi dan menghasilkan pengertian
Pengertian, artinya penerimaan yang cermat dari isi pesan seperti yang dimaksud oleh pemberi atau sumber pesan.
2. Menghasilkan kesenangan.
Tidak semua komunikasi ditujukan menyampaikan informaso dan membentuk pengertian. Ketika mengucapkan “selamat pagi” seseorang tidak bermaksud mencari keterangan atau informasi. Komunikasi ini lebih dimaksudkan untuk menimbulkan kesenangan. Komunikasi seperti inilah yang membuat hubungan seseorang dnegan seseorang lainnya sekelompok menjadi hangat, akrab, dan menyenangkan.
3. Menghargai Sikap
Bentuk komunikasi ini termasuk komunikasi yang sering dilakukan dan sering pula disebut komunikasi persuasive. Contohnya : seseorang khatib yang membangkitkan sikap beragama dan mendorong jamaah untuk beribadah lebih baik, atapun guru yang mengajak muridnya untuk lebih mencintai ilmu pengetahuan.
4. Menghasilkan hubungan social yang lebih baik.
Sebuah penelitian yang penah dilakukan oleh Philip G Zimbardo membuktikan bahwa kurangnya komunikasi menjadikan orang agresif, senang mencuri, merusak, dan kurang memiliki tanggung jawab social.
Dalam penelitiannya, ia menyimpan dua mobil bekas di dua tempat yang berbeda, yaitu wilayah Bronx, Newyork, kota dengan tingkat anonimitas yang tinggi dan di Palo Alto, sebuah kota kecil di California, dimana orang saling mengenal dengan baik. Di Palo Alto, tidak ada yang menyentuh mobil tersebut selama satu minggu, kecuali waktu turun hujan, seorang pejalan kaki menutup kap mobil tersebut agar air hujan tidak membasahi mesinnya. Do Bronx, dalam beberapa jam saja, disiang hari bolong, beberapa orang dewasa di hadapan orang lain beramai-ramai mencopoti bagian-bagian dari mobil yang dapat mereka gunakan. Tidak ada yang mencoba mencegah perbuatan itu. Tahap berikutnya, anak-anak mulai menchancurkan jendela depa dan belakang mobil tersebut. Berikutnya, beberapa orang dewasa yang berpakaian perlente merusak apa yang masih dapat dirusak. Dalam tempo kurang dari tiga hari, mobil tersebut sudah menjadi onggokan besi tua yang menyedihkan. Apa yang terjadi bila orang gagal menumbuhkan hubungan interpersonal? Banyak menurut Vance pakard (1974)- seorang akan menjadi angresif, senang berkhayal, sakit fisik dan mental, dan menderita “flight syndrome” (ingin melarikan diri dari lingkungannya).
5. Menghasilkan tindakan nyata.
Komunikasi yang menghasilkan pengertian memang sering kali tak mudah. Namun demikian, jauh lebih sukar lagi komunikasi persuasive yang menhasilkan tindakan nyata atau yang mendorong sesorang untuk bertindak. Keberhasilan komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata yang dihasilkan. Mengingat untuk menimbulkan tindakan, seseorang harus terlebih dahulu berhasil menanamkan pengertian, membentuk dan mengubah sikap, atau menumbuhkan hubungan yang baik. Tindakan adalah hasil kumulatif dari seluruh proses komunikasi.
Selain itu, perlu dipahami bahwa terdapat 5 hal yang membuat komunikasi menjadi efektif yaitu:
1. Komunikator dapat berperan dnegan baik
2. Tujuan komunikasi jelas
3. Isi komunkasi jelas
4. Alat komunikasi tepat
5. Komunikasi menarik
2.3 Proses Komunikasi

Dalam proses komunikasi yang terjadi antara komunikator (orang yang menyampaikan pesan) dengna komunikan (orang yang menerima pesan), komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan, selanjutnya komunikan memberikan umpan balik sehingga terjadi proses komunikasi dua arah, sebagaimana yang diilustrasikan dalam gambar 2.1.

Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH PERSALINAN NORMAL